Rupiah Menguat Tahun Ini Hingga Pengaruh Prabowo Dan Jokowi Terhadap Rupiah

Rupiah Menguat Tahun Ini Hingga Pengaruh Prabowo Dan Jokowi Terhadap Rupiah

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah terus menunjukkan kelemahan. Hingga pukul 14.10 WIB hari ini, nilai tukar dolar AS sudah berada di level Rp 13.897.

Mengutip data perdagangan Reuters, Senin lalu (15/7/2019), dolar AS yang dibuka di level Rp 14.000 terus turun hingga ke level Rp 13.897. Angka ini tercatat sebagai posisi terendah dolar AS terhadap rupiah dalam waktu satu tahun terakhir.

Menguatnya Rupiah

Sebelum di posisi ini, dolar AS tercatat menyentuh level terendah di Rp 13.853 pada akhir Juni 2018 lalu. Namun posisi terkuat rupiah di era presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintah tercatat masih berada di level Rp 12.200-an saat awal menjabat pada Oktober 2014 lalu.

Grafik

Dari data RTI, penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini tercatat sudah mencapai 102 poin atau 0,73%. Rupiah menjadi mata uang paling kuat menekan dolar AS hari ini.

Selain rupiah, mata uang lainnya yang berhasil menekan dolar AS secara berturut-turut adalah dolar New Zealand, dollar Australia, dan baht Thailand.

Sementara rupiah cerah ceria hari ini. Rupiah tercatat menguat terhadap seluruh mata uang negara utama dunia. Won Korsel, yen Jepang, dan dolar Hong Kong menjadi mata uang yang paling kuat.

Pengaruh Ekonomi

Selain urusan politik, pertemuan keduanya juga disebut dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dalam negeri. Lantas, seperti apa dampaknya terhadap ekonomi.

Jokowi Dan Prabowo

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai pertemuan Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan sinyal positif untuk investor.

Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan, pertemuan dua putra itu menjadi bekal buat investor bahwa sistem demokrasi tanah air sudah matang.

“Iya (bagus untuk investor). Kita kasih pesan ke dunia bahwa kita ini memang sudah matang, demokrasinya,” kata Hariyadi saat dihubungi detikFinance.

Pertemuan kedua sosok yang banyak menginspirasi banyak orang ini, kata Hariyadi bisa memberikan dampak positif bagi pasar modal.

“Responnya positif, bisa jadi penguatan rupiah, tapi yang lebih kelihatan di IHSG itu akan lebih diwarnai lokal, kalau rupiah kan global. Biasanya akan direspon oleh saham,” jelas dia.

Momen kedamaian dan persatuan dua kubu yang sempat bersinggungan dalam Pemilu Pilpres April 2019 pun berakhir. Hariyadi berharap kedua belah pihak dapat menjaga suasana politik nasional tetap damai dan penuh kesejukan.

“Jadi yang harus dipertahankan adalah suasana damai, suasana persatuan, jaga, menghargai keberagaman, pokoknya semua yang berkaitan dengan masalah ketertiban. Dengan mereka rekonsiliasi akan sangat bagus,” ungkap dia.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *